Kamis, 23 April 2009

[Edisi 5] Hotspot Mati, Mahasiswa Kecewa


Siapa tidak kenal hotspot? Jaringan nirkabel itu telah menjadi populer di masyarakat, terutama mahasiswa. Seiring banyak beredarnya laptop di pasaran, area ini merupakan ke­butuhan yang tidak terelakkan bagi pese­lancar dunia maya.
Ngaliyan - Di IAIN Semarang, terdapat area bebas informasi sejak 2006, tepatnya di Perpustakaan Pusat. Sama halnya di setiap Kantor Fakultas; Syari’ah, Dakwah, Ushuluddin, dan Tarbiyah ikut ber­langganan.

Di setiap sudut terdapat area maya yang dijaga para operator berkompeten. “Keberadaan area ini banyak membantu mahasiswa pengguna laptop yang jumlahnya semakin meningkat. Jadi, mereka bisa mengakses informasi dengan lancar tanpa harus antri,” ucap Ely, salah satu pengguna. Itulah salah satu alasan hotspot area yang berada di Perpustakaan lantai dua depan ruang AMCOR (American Corner). Dalam keseharian, ruangan atas tersebut adalah tempat para mahasiswa yang menggunakan laptop untuk beraktifitas, yakni mengakses informasi lewat dunia maya.
Kerusakan
Namun, setelah berjalan beberapa bulan, pada Oktober 2008 lalu terjadi kerusakan pada servernya sampai sekarang. Miswan, selaku operator, mengatakan bahwa di tahun-tahun sebelumnya ia telah mengusulkan untuk mengadakan penggantian server.“Mengingat server yang dipakai merupakan produk lama yang tidak ada lagi di pasaran. Namun, usulan tersebut belum dapat diterima,” terangnya. Perbaikan demi perbaikan telah dijalankan dan sekarang tinggal menuggu server yang telah di pesan dari visipro. Ia juga mengimbuhkan, jika dibanding dengan server yang baru-baru ini harganya cukup mahal. Hingga mencapai Rp 1,5 juta. Sedangkan server keluaran sekarang tidak mencapai Rp 500 ribu. Kejadian tersebut telah dikonfirmasikan ke Puskom atau rektorat. Pihak rektorat telah merespon dengan baik.
Kejadian tersebut sempat membuat kecewa mahasiswa pengguna laptop. Karena dengan sedikit kewalahan mereka membawa laptop, hanya untuk dapat mengakses informasi dengan mudah. Setelah kejadian tersebut ruangan yang dulu sempat ramai dibanjiri oleh pengguna laptop kini sepi. Hanya beberapa gelintir orang saja yang ke sana.

Selengkapnya...

[Edisi 5] Ada Duka di Justisia dan Ngaliyan Metro


Rabu pekan lalu (8/4) LPM Justisia kehilangan salah satu kru berbakat, Nasihin. Ia seorang anak yang taat beribadah. Terbukti, di akhir hayatnya ia dalam keadaan berpuasa.
Selain bergabung di Justisia dan Ngaliyan Metro sebagai alter-natif pengem-bang intelektual, ia juga menjadi anggota UKM JQH (Jamiyatul Qura wa Hufadz). Sebuah organisasi intra kampus yang berkecimpung dalam bidang keagamaan. Seperti; tafsir, qari’, kaligrafi dan sejenisnya. Di JQH, ia menekuni kaligrafi. Karena bakat dan minatnya, ia juga diberi kepercayaan memainkan key board.

Nasihin merupakan orang yang aktif. Ia pernah mengatakan curahan hatinya kepada salah satu sahabat di Ngaliyan Metro, Farid. Ia ingin dapat sedikit meringankan beban orang tuanya yang telah berusia lanjut dengan kuliah sambil bekerja. Tetapi ia tidak mempunyai waktu yang cukup untuk itu. Kemudian ia melihat selebaran di mading masjid kampus 3, tentang dibutuhkan seorang takmir di Masjid Bandara Ahmad Yani. Kemudian ia mendaftar dan akhirnya diterima. Bersamaan dengan itu, dia tinggal di sana.
Banyak teman yang tidak menduga ia dipanggil Yang Kuasa secepat itu. Padahal siangnya ia masih bercanda ria dengan teman seangkatannya. Sofil, Ketua JQH menuturkan, sebelumnya ia mengikuti latihan rebana bersama-sama. Setelah itu ia diajak untuk menghadiri hajatan dalam rangka tujuh bulanan di rumah Pak Munir atas permintaan Pak Munir sendiri. Pak Munir adalah guru SMP 30 Semarang yang juga senior takmir di masjid Bandara Ahmad Yani.
Menurut keterangan saksi yang menunggui almarhum di RS dr. Soewondo Kendal, Ia menabrak sebuah truk yang hendak mengisi bahan bakar di jalur lingkar arteri Kendal. Ketika truk hendak belok, secara perlahan-lahan truk tersebut menurunkan kecepatan. Di sisi lain almarhum yang mengendarai sepeda dengan kecepatan tinggi tidak dapat mengendalikan motornya sehingga menabrak. Dari kondisi yang ada, ia mengalami patah tulang pada kedua kaki, bahu kiri dan tengkorak.
Sebelum dikebumikan, jenazahnya sempat dibawa ke RS Kendal untuk diamankan. Ketika di RS, jenazah juga telah dimandikan dan disholati. Sehingga sewaktu dibawa pulang jenazah telah dalam keadaan suci dan siap dimakamkan. Saat berada di RS, kedua orang tuanya tidak dapat menjemput, hanya tetangga dan kepala desa. Karena situasi yang tidak memungkinkan untuk orang tua almar­hum yang telah renta, serta kondisi jalan yang cukup memprihatinkan. Almarhum dibawa pulang pada pukul 10 malam. Dan proses pemakamannya dilaksanakan malam itu juga, pukul 02.00 WIB.Nasihin, adalah anak yang taat beribadah. Terbukti dihari ia dipanggil Sang Kuasa. Ia sedang menjalankan puasa. Puasa tersebut ditujukan untuk dirinya sendiri. Karena hari itu bertepatan dengan penanggalannya atau weton Nasihin (tanggalan bagi orang jawa).
Pihak truk sendiri telah bersi­laturrahmi kepada keluarga dan teman-temannya ketika masih berada di RS. Manager truk yang berkunjung ke RS mengatakan bahwa “kejadian ini sama-sama tidak kita inginkan.” Lalu, ia meminta untuk diselesaikan secara kekeluargaan. Seiring dengan duka yang masih menyelimuti, selang lima hari dari kejadian tersebut, kru Justisia dan Ngaliyan Metro ta’ziah di kediamannya. Di dukuh Bakalan Desa Bangunrejo, Pageruyung, Kendal. Acara tujuh hari kematiannya cukup diadakan di PKM, 15 April silam dengan tahlil bersama. Pihak keluarga, yang diwakilkan kakak dari almarhum menyampaikan permin­taan ma’af jika tingkah laku almarhum selama ini banyak melakukan kesalahan. Serta dimohon keihlasannya apabila mempunyai permasalahan, dan pihak keluarga akan menanggung semua perbuatan almarhum berkaitan materi, seperti hutang, dll. (Farid/NM)


Selengkapnya...

[Edisi 4] Kuliah Gratis Santri Prestasi


Departemen Agama melalui Direk­torat Jendral Pendidikan Diniyah dan Pondok Pesantren (Dirjen PD Pontren), tahun ini menggelar seleksi penerimaan mahasiswa baru dari jalur santri berprestasi.
Walisongo - Ratusan orang memadati Auditorium II kampus III IAIN Walisongo Kamis (19/3) lalu, kebanyakan siswa berasal dari Madrasah Aliyah dan Sekolah Menengah Atas. “Mereka mengikuti tes masuk di Perguruan Tinggi Negeri. Semua peserta dari penjuru Jawa Tengah. Mereka mengikuti ujian secara serentak di seluruh Indonesia,” kata Syarif Hidayat, ketua panitia.

Adapun untuk wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta dilaksa­nakan di IAIN Walisongo. “Seleksi ini untuk mengukur kemampuan siswa dan untuk mendapatkan kuota di berbagai Perguruan Tinggi di Indonesia.” Syarif Hidayat, yang juga sebagai kepala Pekapontren wilayah Jawa Tengah, mengemu­kakan, seleksi ini adalah yang ketiga. “Yang mendaftar 800 siswa. Namun hanya 595 yang mengikuti tes tertulis,” tuturnya. Masih menurut Syarif, syarat untuk mengikuti tes, yaitu dengan mendaftar di kantor Departemen Agama masing-masing Kabupaten atau Kotamadya. Diajukan oleh Pondok Pesantren yang memiliki Sekolah Menengah Atas atau Madrasah Aliyah. “Selain itu, melampirkan rapor semester 1-5 dengan nilai rata-rata minimal 7,0. Setelah itu mengikuti tes yang meliputi; administrasi, tes tulis bahkan tes wawancara,” ujarnya kepada kru Ngaliyan Metro.
Kuliah Gratis
Secara terpisah, Khoirul Huda, Guru yang mendampingi siswanya dalam mengikuti tes tertulis menyatakan, “Seleksi ini rutin setiap tahun, sehingga nantinya para Guru dapat menyiapkan siswanya untuk tahun depan,” harapnya Guru Madrasah Aliyah Darussalam, Batang.
Bagi calon mahasiswa atau santri yang mengikuti tes dan dinyatakan lolos seleksi oleh panitia akan mendapatkan biaya kuluiah gratis selama 4 tahun untuk menyelesaikan program setrata 1 (S1), dengan rincian dana yang di berikan yaitu Sumbangan Pembinaan Pendidikan (SPP), jatah uang bulanan, biaya liburan, biaya penelitian serta biaya pembuatan skripsi. “Yang paling penting adalah mengikuti kegiatan perkuliahan tanpa mengeluarkan dana seperak pun alias gratis yang diberikan oleh Departemen Agama (DEPAG).” Untuk hasil pengumaman kelulusan mereka dapat dilihat di kantor Departemen Agama Propinsi Jawa Tengah atau diakses lewat internet dengan alamat website www.depag.go.id. (Nazar/NM)
Selengkapnya...